Hari ini Ten Hag dipecat. Tak perlu mencari alasan ini itu, ini itu. Dengan hasil yang ada, wajar INEOS hilang kesabaran. Peringkat 14 Broooo. Dengan bayangan denda dari Adidas jika tak lolos ke piala Si Kuiping Besar tahun depan, pilihan memecat mantan pelatih Ajax tersebut masuk akal.
Tapi tentu, bagi milenials seperti saya, tetap aja sedih, menerima fakta bahwa MU kembali ke siklus yang tak kunjung selesai. Ganti pelatih, main bagus, trus perform turun lagi, pecat lagi, ganti lagi dan begitu seterusnya hingga hari ini. Sad.
Tapi apa mau dikata, bisnis sepakbola saat ini tak memiliki kesabaran lebih. Apalagi klub sebesar MU selalu terseok-seok tiap musimnya. Tak mampu bersaing di kasta yang lebih tinggi, dan ngenes nya jadi tim medioker.
Saya apresiasi Ten Hag, setidaknya ia berani mempertahankan prinsipnya selama menukangi MU. You name it. Mulai masalah Ronaldo, Greenwood, Antony hingga indisipliner Rashford dan lain sebagainya. Dan tampaknya, pria Belanda itu tak kunjung bisa pegang ruang ganti.
Hal itu merembet ke perfomance tim yang tak kunjung bisa stabil. Menang sekali, kalah dua kali. Menang dua kali, kalah dua kali lagi dan seri 5 kali. Tak pernah konsisten.
Tapi kali ini interim coach dipegang Ruud. Ya, Ruud Van Nisteleroy. Legendnya MU. Kali ini saya benar-benar berharap MU bangkit bersama Ruud. Siklus MU 10 tahunan yang doyan pecat pelatih berhenti di Ruud. Ya, semoga Ruud bisa menukangi MU dengan baik dan bersaing lagi di level tertinggi eropa.
Saya suka mental Ruud. Semoga ia bisa menularkan mentalnya ke para pemain MU sekarang. Para pemain butuh orang yang super tegas. Tak pandang bulu. Butuh sosok orang yang bisa menaikkan moral tim kalau lagi down. Dan Ruud rasanya orang yg tepat.
Sekali, jujur dari lubuk hati paling dalam, please…. semoga semesta mendukung Rudd. Semoga siklus gonta ganti pelatih selesai. Semoga berhenti di Ruud.
GGMU.