Awal Juni lalu, diberi kesempatan melihat Terminal Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar. Ada yang beda dari dua tahun lalu. Dulu, hanya kelihatan shore crane atau mobile crane. Crane kecil. Kuno. Manual. Harus ada orang yang memasang tali diempat sudut kontainer.
Sekarang telah beroperasi 1 unit Quay Crane (QC). Canggih. Handal. Artinya, dulu saat crane manual hanya bisa memindahakn 8 boks kontainer per jam, kini dengan QC, terminal handling Batu Ampar mampu pindahkan 24 boks kontainer per jam. Keren!
Tak hanya itu yg keren. Control room Terminal Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar juga patut diacungi jempol. Dulu, laporan aktivitas bongkar muat pelabuhan masih dicatat dikertas, dan ketika hujan bisa lecek dan basah, kini telah didigitalisasi.
Semua bisa dipantau secara real time. Termasuk oleh pemilik kapalnya, dimanapun dan kapanpun. Berapa kontainer yang selesai di bongkar, dan berapa sisanya. Itu sangat memudahkan pemilik kapal memantau aktivitas usahanya.
Hal keren lainya, tentu berthing time atau waktu sandar kapal. Dulu, bisa 3-5 hari, kini jauh lebih singkat, 24 jam. Pastinya, secara biaya logistik nya bisa lebih murah. Terkait biaya murah, baru-baru ini, hadir direct call Batam – China. Direct call adalah pelayaran langsung peti kemas dari Batam ke China, tanpa perlu transit di Singapura. Direct call diperkirakan akan menurunkan biaya logistik sebesar US$600. Keren!
Transfomasi Pelabuhan Batu Ampar, tak lepas dari startegi Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menaruh kepercayaan pengelolaanya kepada PT Persero Batam di bawah komando Arham S Torik sebagai Direktur Utama, dan Mohamad Iqbal Mirza sebagai Direktur Pengembangan.
Arham dan Iqbal memulai transformasi Pelabuhan Batu Ampar tentu dari internal Persero Batam. Penguatan SDM dilakukan dibeberapa tempat. Budaya kerja diubah. Pola kerja dituntut lebih efektif dan efisien. Perlahan, dari sebelumnya kinerja perusahaan minus, berbalik menjadi plus.
“Transformasi yang kita lakukan dimuali dengan kesamaan visi dan misi, sehingga kita tau goals nya kemana,” kata Arham saat Saya berkunjung ke meja kerjanya awal Juni lalu.
Kedepan, rencana Arham sangat jelas untuk Terminal Peti Kemas Pelabuhan Pelabuhan Batu Ampar. Mei 2024, ground breaking pembangunan container yard (CY) dengan rencana kapasitas 900.000 TEUs per tahun. Selain pembangunan CY, dalam waktu dekat akan ada penambahan 4 QC dan 10 RTG.
“Ini tahap kedua, tahap pertama, kita telah membangun CY seluas 12 hektar. Nanti, di tahap keitga, kita akan lebih fokus ke produktivitas dan konektivitas,” kata Arham.
Meskipun untuk mengejar kedigdayaan Singapura dengan kapasitas pelabuhanya sekitar 40 juta TEUs, masih sangat jauh, minimal pelabuhan Batu Ampar menggeliat. Transformasi terjadi. Minimalnya lagi, daripada kapal pada ngantri untuk bersandar di Singapura, lebih baik ke Batu Ampar. Sudah lebih mudah, murah dan cepat.
Lewat transformasi ini, semoga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Batu Ampar mampu mencapai kapasitas per tahunya 1 juta TEUs. Secepatnya!